Home » » LOVE FROM SOCIAL MEDIA Part 1

LOVE FROM SOCIAL MEDIA Part 1

Posted by Serba Serbi on Monday 9 February 2015

LOVE FROM SOCIAL MEDIA
Part 1

Aya..begitu teman-teman memanggilku. Gadis jawa, berwajah cantik dengan matanya yang sipit seperti keturunan Cina itulah aku. Padahal aku keturunan Jawa asli lho. Aku sekarang duduk di kelas 11 IPA, cukup beruntung bagi seorang gadis sepertiku bisa masuk kelas IPA. Secara IQ aku memang diatas rata-rata tapi aku bukan tipe siswa IPA seperti yang lainnya yang kutu buku. Di SMA N Kebakkramat, Karanganyar aku termasuk idola. Tapi pantang bagiku untuk suka teman 1 sekolah.

Putri adalah teman baikku di kelas. Dia berhijab dengan memiliki kulit yang eksotis. Aku slalu bermain dengan dia, bahkan dia sering antar jemput. Maklum bukan dari golongan orang kaya. Selain itu ada Yanida, temanku sejak SMP walupun kami belum pernah sekelas. Aku bersahabat baik dengan dia karena kita merasa senasib seperjuangan karena hanya 5 orang yang masuk di SMA tercintaku. Memang sekolahku bukan nomer satu sich. Karena kami sama-sama ditolak mentah-mentah oleh SMA N 1 Karanganyar, padahal rata-rata nilai ujian kami 9 lho (bukan nilai yang kecil kan). Selain mereka berdua, aku mempunyai teman baik 1 lagi. Dia juga berhijab. Dia adalah Dewi. Kami menyebut pertemanan kita dengan “eng-ong” dengan artinya kita selalu pergi jalan-jalan tanpa tujuan yang penting happy (tapi masih dijalur positif).

Diantara mereka aku yang paling suka dengan dunia internet. Aku sering chat dengan teman-teman dunia mayaku (walaupun di warnet sich).

Pualng sekolah aku dan putri langsung menuju warnet. Untuk tugas sekolah sich tapi sebentar sisanya untut on-line.

“Namaku aya. Kamu siapa?” jawabku di chat mirc
“Aku Ardi” jawab seorang cowok di seberang dunia maya entah dimana.

Kami saling bertukar nomor HP. Aku bertukar HP dengan 2 orang, ardi dan herder.
Setelah pulang dari warnet aku ber-sms-an dengan mereka. Aku dekat dengan mereka berdua. Tapi karena ardi yang 1 wilayah denganku mungkin aku lebih dekat dengan dia.
Selang beberapa bulan ardi sangat penasaran denganku, dia ingin ketemu denganku. Entah kenapa aku punya ide untuk sedikit ngerjain dia. Kami sama-sama dari Karanganyar tapi entah kenapa aku hijrah ke Sragen dengan alasan ke tempat kakakku. Kalau dia mau ketemu aku silahkan datang ketempat kakakku. Padahal aku dengan nada bercanda.

“Aku jemput jam 8 ya? Suara ardi di seberang telepon
“iya” jawabku lirih

Dia bilang jam 8 tapi dengarku jam 10. Aku yang bersantai-santai di rumah kakakku dengan keponakkan terkejut dengan sms dia ”aq udah sampe Sragen.alamat kk u mn?”
Aku langsung lari kekamar mandi dan berganti pakaian untuk siap-siap. Aku gugup, ragu dan takut serta senang bercampur jadi 1.

Dia jelek/ganteng ya?
Dia kaya/miskin?
Motor dia apa ya?
Dia baik gak ya?
Kira-kira dia tertarik denganku gak ya?

Semua pertanyaanku hilang ketika kita bertemu dan saling berjabat tangan.

“ardi”
“aya”

Hatiku tersenyum, ternyata dia tidak terlalu jelek yang lebih bikin aku senang adalah dia kelihatan tertarik padaku.
“yes” teriak hatiku.
Karanganyar-Sragen-Karanganyar-Sragen. Aku maen di air terjun Parang ijo dan kebun the Karanganyar. Kasihan dia sich.tapi gak apa-apa sekalian menguji keseriusan dia untuk bertemu denganku.

Setelah selang beberapa bulan, dia menyatakan cinta padaku (cieee aku ditembak nich,mati dong.hhehhehe). Tapi aku tidak langsung menerima dia. Aku perlu bukti.
Aku baru benar-benar yakin dia cinta aku dengan tulus ketika. Aku pulang sore tidak dapat angkot aku mampir ketempat dewi yang rumahnya dekat sekolahku. Ingin pulang karena ada PR dikumpulkan besok yang belum dikerjakan sedangkan waktu sudah menunjukkan jam 8 malam.


Aku ingat kata-kata ardi kalu dia mau antar jemput aku kalau dia pas tidak ada jam kuliah.

“hai ardi,bs minta tlong gk?q gk da yg jemput/nganter pulg nich.u bs jemput aq gk?”
“ni aq lg di PMI, bs’y jam 10 mlm.u kemalamn gk?”

Dengan sedikit kecewa aku tidak membalas sms-nya. Tapi setelah setengah jam berlalu betapa terharunya ketika aku baca sms dia :

“aq udah di skull u, u dmana?”

Aku langsung menuju ke sekolah dengan hati yang berbunga-bunga. Setelah kejadian itu aku yakin dia mencintaiku dengan tulus dan akhirnya aku menerima cintanya dan sekarang kita resmi berpacaran.


0 comments:

Post a Comment

.comment-content a {display: none;}