LOVE
FROM SOCIAL MEDIA
Part
1
Aya..begitu teman-teman memanggilku. Gadis jawa,
berwajah cantik dengan matanya yang sipit seperti keturunan Cina itulah aku. Padahal
aku keturunan Jawa asli lho. Aku sekarang duduk di kelas 11 IPA, cukup beruntung
bagi seorang gadis sepertiku bisa masuk kelas IPA. Secara IQ aku memang diatas
rata-rata tapi aku bukan tipe siswa IPA seperti yang lainnya yang kutu buku. Di
SMA N Kebakkramat, Karanganyar aku termasuk idola. Tapi pantang bagiku untuk
suka teman 1 sekolah.
Putri adalah teman baikku di kelas. Dia berhijab
dengan memiliki kulit yang eksotis. Aku slalu bermain dengan dia, bahkan dia
sering antar jemput. Maklum bukan dari golongan orang kaya. Selain itu ada
Yanida, temanku sejak SMP walupun kami belum pernah sekelas. Aku bersahabat
baik dengan dia karena kita merasa senasib seperjuangan karena hanya 5 orang
yang masuk di SMA tercintaku. Memang sekolahku bukan nomer satu sich. Karena kami
sama-sama ditolak mentah-mentah oleh SMA N 1 Karanganyar, padahal rata-rata nilai
ujian kami 9 lho (bukan nilai yang kecil kan). Selain mereka berdua, aku
mempunyai teman baik 1 lagi. Dia juga berhijab. Dia adalah Dewi. Kami menyebut
pertemanan kita dengan “eng-ong” dengan artinya kita selalu pergi jalan-jalan
tanpa tujuan yang penting happy (tapi masih dijalur positif).
Diantara mereka aku yang paling suka dengan dunia
internet. Aku sering chat dengan teman-teman dunia mayaku (walaupun di warnet
sich).
Pualng sekolah aku dan putri langsung menuju warnet.
Untuk tugas sekolah sich tapi sebentar sisanya untut on-line.
“Namaku aya. Kamu siapa?” jawabku di chat mirc
“Aku Ardi” jawab seorang cowok di seberang dunia
maya entah dimana.
Kami saling bertukar nomor HP. Aku bertukar HP dengan
2 orang, ardi dan herder.
Setelah pulang dari warnet aku ber-sms-an dengan
mereka. Aku dekat dengan mereka berdua. Tapi karena ardi yang 1 wilayah
denganku mungkin aku lebih dekat dengan dia.
Selang beberapa bulan ardi sangat penasaran
denganku, dia ingin ketemu denganku. Entah kenapa aku punya ide untuk sedikit
ngerjain dia. Kami sama-sama dari Karanganyar tapi entah kenapa aku hijrah ke
Sragen dengan alasan ke tempat kakakku. Kalau dia mau ketemu aku silahkan datang
ketempat kakakku. Padahal aku dengan nada bercanda.
“Aku jemput jam 8 ya? Suara ardi di seberang telepon
“iya” jawabku lirih
Dia bilang jam 8 tapi dengarku jam 10. Aku yang
bersantai-santai di rumah kakakku dengan keponakkan terkejut dengan sms dia ”aq
udah sampe Sragen.alamat kk u mn?”
Aku langsung lari kekamar mandi dan berganti pakaian
untuk siap-siap. Aku gugup, ragu dan takut serta senang bercampur jadi 1.
Dia jelek/ganteng ya?
Dia kaya/miskin?
Motor dia apa ya?
Dia baik gak ya?
Kira-kira dia tertarik denganku gak ya?
Semua pertanyaanku hilang ketika kita bertemu dan
saling berjabat tangan.
“ardi”
“aya”
Hatiku tersenyum, ternyata dia tidak terlalu jelek
yang lebih bikin aku senang adalah dia kelihatan tertarik padaku.
“yes” teriak hatiku.
Karanganyar-Sragen-Karanganyar-Sragen. Aku maen di
air terjun Parang ijo dan kebun the Karanganyar. Kasihan dia sich.tapi gak
apa-apa sekalian menguji keseriusan dia untuk bertemu denganku.
Setelah selang beberapa bulan, dia menyatakan cinta
padaku (cieee aku ditembak nich,mati dong.hhehhehe). Tapi aku tidak langsung
menerima dia. Aku perlu bukti.
Aku baru benar-benar yakin dia cinta aku dengan
tulus ketika. Aku pulang sore tidak dapat angkot aku mampir ketempat dewi yang
rumahnya dekat sekolahku. Ingin pulang karena ada PR dikumpulkan besok yang
belum dikerjakan sedangkan waktu sudah menunjukkan jam 8 malam.
Aku ingat kata-kata ardi kalu dia mau antar jemput
aku kalau dia pas tidak ada jam kuliah.
“hai ardi,bs minta tlong gk?q gk da yg jemput/nganter pulg nich.u bs jemput aq
gk?”
“ni aq lg di PMI, bs’y jam 10 mlm.u kemalamn gk?”
Dengan sedikit kecewa aku tidak membalas sms-nya. Tapi
setelah setengah jam berlalu betapa terharunya ketika aku baca sms dia :
“aq udah di skull u, u dmana?”
Aku langsung menuju ke sekolah dengan hati yang
berbunga-bunga. Setelah kejadian itu aku yakin dia mencintaiku dengan tulus dan
akhirnya aku menerima cintanya dan sekarang kita resmi berpacaran.
0 comments:
Post a Comment